Tekanan darah merupakan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah. Tekanan darah dapat berubah dari waktu ke waktu, yang dipengaruhi oleh aktivitas yang sedang dilakukan.
Darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang membunuh secara diam-diam karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa karena berhubungan dengan jantung.
Biasanya seseorang yang memiliki tensi darah tinggi biasanya tidak menunjukkan ciri apa pun atau hanya mengalami gejala ringan saja. Berikut gejala darah tinggi atau hipertensi yang sering dirasakan penderitanya:
· Sakit kepala parah
· Penglihatan mata buram
· Pusing
· Mual
· Telinga berdenging
· Merasakan kebingungan
· Detak jantung tidak teratur
· Kelelahan
· Dada terasa nyeri
· Sulit bernafas
· Darah dalam urin
· Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
Namun, kamu harus menghubungi dokter secepatnya apabila mengalami hal di bawah ini:
· Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg).
· Sering mengalami mimisan, sakit kepala, atau pusing.
· Mengalami efek samping setelah mengkonsumsi obat darah tinggi.
Cara mengobati darah tinggi dan menjaga tekanan darah tinggi tetap stabil, dokter menyarankan untuk melakukan perbaikan pola hidup, sebagai berikut:
· Mengatur pola makan sehat dengan mengurangi asupan garam pada makanan dan perbanyak makan sayur dan buah.
· Melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga.
· Menjaga berat badan tetap ideal.
· Berhenti merokok.
· Mengurangi konsumsi alkohol.
· Kurangi stres dengan melakukan relaksasi.
· Jaga pola tidur yang cukup.
Apabila pola tersebut sudah dilakukan tetapi tidak dapat menghasilkan hasil yang baik. Dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi obat khusus untuk penderita hipertensi.
Berikut merupakan jenis obat darah tinggi dan efek samping yang akan timbul dari obat tersebut. Dirangkum oleh detikHealth, ini obat darah tinggi yang ampuh (https://ift.tt/2NIwZZQ).
1. Angiotensi-Converting Enzyme inhibitor (ACE inhibitor)
Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat produksi hormon angiotensin, yaitu hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan mengkonsumsi obat ini, otot dinding pembuluh darah terasa rileks sehingga tekanan pembuluh darah berkurang. Obat ini biasanya diberikan kepada pasien berusia 65 tahun.
Contoh obat ACE inhibitor yaitu captopril, enalapril, dan lisinopril. Efek samping obat ini pasien akan merasakan batuk kering, sakit kepala, pusing, hiperkalemia, dan ruam kulit. Obat ini disarankan untuk tidak dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat meningkatkan resiko terjadinya kelainan atau cacat pada janin.
2. Angitensin II Blocker (ARB)
Obat darah tinggi ini dikonsumsi pasien apabila tidak cocok dengan obat golongan ACE inhibitor. Cara kerja kedua obat ini berbeda. ARB menghalangi kerja hormon angiotensin yang menyempitkan pembuluh darah, sehingga pembuluh darah bisa diperlebar agar sirkulasi berjalan dengan lancar.
Contoh obat ARB adalah candesartan, irbesartan, losortan, valsartan, dan olmesartan. Obat ini memiliki efek samping bagi pasien yang mengkonsumsinya, pasien akan merasakan seperti pusing, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kematian janin di dalam kandungan.
3. Beta Blockers
Obat darah tinggi yang bagus ini bekerja dengan cara menghambat efek hormone epinerfin atau adrenalin, yaitu hormon yang berperan meningkatkan aliran dan tekanan darah. Setelah mengkonsumsi obat ini dapat membuat jantung berdenyut lebih lambat dan tekanan darah menurun.
Contoh obat Beta Blocker yaitu atenolol, bisoprolol, dan metoprolol. Efek samping yang sering dialami setelah mengkonsumsi obat ini adalah sakit kepala, mual, kelelahan, dan sesak nafas. Obat ini tidak dianjurkan untuk pasien penderita asma.
4. Calcium Channel Blocker (CCB)
Cara kerja obat ini dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga membuat sel-sel jantung dan pembuluh darah otot rileks.
Contoh obat CCB yaitu, Amplodipine, Nicardipine, Diltiazem, felodipine, dan Nifadipine. Efek yang timbul setelah pasien mengkonsumsi obat ini biasanya mengalami seperti sakit kepala, kaki membengkak, dan dada berdebar.
5. Diuretik
Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghilangkan air dan natrium (garam) berlebih di dalam ginjal. Sehingga jumlah cairan dan garam yang mengalir dalam pembuluh darah menurun. Hal ini dapat menimbulkan penurunan tekanan darah.
Contoh obat diuretic adalah furosemide, torsemide, spironolactone, dan hydrochlorothiazide. Efek samping obat ini biasanya menimbulkan pusing, sering merasa haus, lebih sering buang air kecil, keram otot, dehidrasi, dan muncul gejala asam urat.
6. Nitrat
Obat ini berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung meningkat dan jantung tidak memompa darah lebih kuat.
Jenis obat nitrat adalah isosorbide dinitrate, isosorbide mononitrate, dan glycercyl trinitrate. Efek samping yang sering timbul berupa pusing, wajah kemerahan, mual, dan rasa tidak enak di mulut.
7. Alpha Blockers
Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat kerja hormon neropinefrin yang dapat menyempitkan aliran darah dan membuat otot mengalami kontraksi. Obat ini dapat membuat otot pembuluh darah menjadi rileks, sehingga tekanan darah menurun.
Jenis obat yang termasuk golongan Alpha Blockers adalah terazosin, prazosin, dan tamsulosin. Efek samping yang biasa dirasakan adalah pusing, dan hipotensi ortostatik.
Selain obat darah tinggi yang dapat ditemukan di apotek. Kamu juga bisa mengonsumsi obat darah tinggi alami seperti seledri, bawang putih, jahe dan tomat.
Simak Video "Cara Jaga Kesehatan Mata saat Gunakan Gadget"
[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)
"jenis" - Google Berita
November 13, 2019 at 09:04PM
https://ift.tt/34YqzeU
Obat Darah Tinggi: Jenis dan Efek Sampingnya - detikHealth
"jenis" - Google Berita
https://ift.tt/2Mt5ZeO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Obat Darah Tinggi: Jenis dan Efek Sampingnya - detikHealth"
Post a Comment