Search

Lembaga Eijkman: Virus Korona Wuhan Jenis Ketujuh yang Menginfeksi Manusia - m.beritasatu.com

Jakarta, Beritasatu.com - Lembaga biologi molekuler Eijkman menyebut, virus korona yang muncul di Wuhan, Tiongkok merupakan virus ketujuh yang diketahui bisa menginfeksi dan membahayakan manusia.

Virus korona Wuhan menurut Lembaga Eijkman yang di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi ini menambah jenis virus korona baru yang bisa menginfeksi manusia. Sebelumnya Eijkman menyebut, dari sekitar 200 jenis virus korona yang Eijkman ketahui dan teliti ada enam jenis yang berbahaya karena bisa menginfeksi manusia. Dari enam virus korona infeksius itu, dua di antaranya sudah diketahui yakni SARS dan MERS.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS) adalah wabah yang pernah terjadi sebelumnya dan disebabkan oleh virus korona yang datang dari hewan.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengimbau, masyarakat tidak panik namun tetap waspada, menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.

"Untuk virus korona bukan untuk Wuhan saja, kita punya kit korona virus yang bisa mendeteksi semua virus korona. Kita sudah rutin kerjakan di Eijkman," katanya kepada Suara Pembaruan di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Amin menjelaskan, Eijkman dari penelitian sebelumnya, melihat virus korona di Wuhan diperkirakan muncul dari hewan ke manusia yang dekat dengan hewan tersebut. Karena sebagian besar virus korona itu ada di hewan. Ada 200 jenis virus korona, yang bisa berasal satwa liar seperti kelelawar, ular, musang. Tapi juga ada yang ditemukan di gajah, sapi tapi tidak menyerang manusia.

"Hanya enam yang diketahui menyerang manusia dan dua di antaranya yang terbaru adalah SARS dan MERS dan yang terbaru lagi yang Wuhan. Jadi virus korona di Wuhan adalah yang ketujuh dapat menginfeksi manusia," ungkapnya.

Bahkan, virus korona yang di Wuhan, sebelumnya belum diketahui bisa menyerang manusia.

Selain pola hidup sehat lanjutnya, menjaga stamina dan daya tahan tubuh sangat penting untuk melawan virus. Karena lanjutnya tidak semua orang yang tertular virus itu sakit dan tidak semua yang sakit itu berat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kekebalan tubuh.

Setelah itu masyarakat juga diminta untuk memahami gejala-gejala awal seperti demam, batuk, sesak napas, kesulitan bernapas, sebaiknya konsultasi dengan dokter walaupun itu mungkin hanya influenza biasa.

"Yang penting adalah kalau ada riwayat kontak, pulang dari perjalanan, atau kontak dengan pasien yang diduga kena virus atau buat yang bekerja di rumah sakit yang merawat pasien seperti itu, juga berisiko," ucapnya.

Selain virus corona 2019-nCov Wuhan, virus corona yang sudah diketahui dapat menginfeksi manusia adalah 229E (alpha coronavirus), NL63 (alpha coronavirus), OC43 (beta coronavirus), dan HKU1 (beta coronavirus), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East Respiratory dan Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV).

Laboratorium Independen

Amin menambahkan, Eijkman dengan fasilitas laboratorium biosafety level tiga punya kemampuan mendeteksi awal dan mengonfirmasi sebuah virus. Jika ada permintaan uji sampel virus dan konfirmasi maka hasilnya tetap akan disampaikan ke Kementerian Kesehatan. Ia menambahkan, untuk memastikan suatu virus harus ada dua laboratorium independen yang menetapkannya, salah satunya dari Kementerian Kesehatan.

Eijkman lanjutnya, sejak tahun 2007 memiliki laboratorium khusus yang disebut emerging virus research unit yang sudah berperan saat pandemi flu burung.

"Kami sudah punya fasilitas biosafety level tiga kemudian fasilitas polymerase chain reaction (PCR) terbaru untuk mendeteksi secara molekuler adanya virus yang kita tuju dari berbagai macam virus," ucapnya.

Kemudian lanjutnya, jika sudah dalam tahap PCR dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan  next generation sequencing guna mengetahui urutan DNA. Peralatan, ruangan khusus dan peneliti lab Eijkman sangat terlatih. Prosedur penelitian virus juga berstandar internasional.

"Jadi kami sudah punya pengalaman mendeteksi virus untuk pertama kali di Indonesia misalnya di 2015 virus zika hanya kami yang menemukan," ujarnya.

Virus itu datang dari kelompok orang di Jambi yang diduga terinfeksi dengue kemudian Eijkman periksa berbagai virus dan ketemu satu virus zika.

Bahkan lanjutnya, tiga tahun sebelumnya Eijkman untuk pertama kalinya menemukan virus west nile di Indonesia, meskipun belum ada data epidemologinya. Belum ada kasus yang dilaporkan, tetapi di Australia dan Malaysia sudah dilaporkan ada kasus. Virus ini berasal hewan yang menjadi reservoar (pembawa atau perantara).

"Kami selalu secara berkala rutin hampir setiap hari mendeteksi sampel-sampel dari pasien yang menderita demam yang tidak bisa dijelaskan. Sampelnya kita periksa di lab Eijkman, dengan ada satu panel untuk mendeteksi berbagai virus," paparnya.

Waktu yang diperlukan dari sampel diterima sampai proses PCR 1-2 hari. Kemudian kalau hasil positif harus dilakukan sequence sekitar 2-3 hari lagi untuk memastikan semua prosedur berjalan dengan baik.

Penyebaran Zoonis

Amin juga mengingatkan semakin tingginya sebaran penyakit zoonis atau yang disebabkan satwa liar. Manusia harus bijak dan menjaga keseimbangan ekosistem alam.

Dalam pendekatan one health ada lingkaran di mana terdapat kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan menjadi satu kesatuan.

"Jika lingkungannya diganggu otomatis hewan liar dan manusia akan semakin dekat. Hal itu meningkatkan risiko terjadinya perpindahan mikroba- mikrobadari hewan ke manusia atau sebaliknya. Serta meningkatkan risiko terjadinya penyakit zoonosis," katanya.

Artinya, kalau ekosistem itu bisa berjalan dengan baik diharapkan, risiko penularan akan semakin kecil. Misalnya kata dia, terkait malaria atau dengue, mungkin orang beranggapan sebaiknya nyamuk dimusnahkan, tapi kalau dunia tanpa nyamuk tidak bisa juga.

Menurutnya, dalam rantai ekosistem nyamuk juga makanan hewan lain seperti kodok dan burung. Kalau makanannya tidak ada maka hewan akan mendekati ke manusia.

"Mereka (hewan) memang membawa virus tapi tidak menyebabkan masalah. Tapi begitu sering sekali dekat dengan manusia, membuat manusia sering tercemar dengan kotoran hewan, sering terpapar jadi meningkatkan risiko infeksi," jelasnya.

Let's block ads! (Why?)



"jenis" - Google Berita
January 28, 2020 at 10:14PM
https://ift.tt/38MrZeg

Lembaga Eijkman: Virus Korona Wuhan Jenis Ketujuh yang Menginfeksi Manusia - m.beritasatu.com
"jenis" - Google Berita
https://ift.tt/2Mt5ZeO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Lembaga Eijkman: Virus Korona Wuhan Jenis Ketujuh yang Menginfeksi Manusia - m.beritasatu.com"

Post a Comment


Powered by Blogger.