Jakarta, NU Online
Di Indonesia angka pengidap penyakit kanker berada di angka 136,2 per seratus ribu penduduk. Angka ini membuat Indonesia berada di urutan kedelapan di Asia Tenggara dan urutan 23 di Asia.
Data riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan. Dari 1,4 per seribu penduduk di 2013 menjadi 1,79 per seribu penduduk di 2018.
Dengan demikian kanker menjadi salah satu ancaman di masyarakat. Lalu bagaimana pengobatan kanker yang terbaik?
Dokter Syifa Sp.PD.KGEH dari Perkumpulan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Malang, Jawa Timur, mengungkapkan pencegahan adalah cara terbaik, termudah dan termurah untuk penyakit kanker.
“Maka perlu mencegah kanker sejak dini, daripada sudah terlanjur terkena akan sulit untuk diobati. Seperti ungkapan ‘lebih baik mencegah dari pada mengobati’,” ungkap Dokter Syifa, Selasa (4/2).
Selain itu, untuk mencegah kanker diperlukan pengetahuan yang luas, dan disiplin dalam menjaga kualitas hidup kita. Pada tahap awal jika masih memungkinkan bisa dilakukan operasi dengan lanjut kemoterapi atau radiasi.
“Namun, jika sudah ada penyebaran maka tidak memungkinkan dilakukan operasi karena akan memperburuk kondisi pasien sehingga pilihannya menjadi kemoterapi paliatif untuk mencegah penyakit lebih lanjut,” kata Syifa yang spesialis penyakit dalam.
Adapun beberapa cara pengobatan penyakit kanker, adalah pertama, operasi pembedahan, adalah prosedur di mana seorang ahli bedah mengangkat kanker dari tubuh. Kedua, terapi radiasi, yaitu jenis pengobatan kanker yang menggunakan radiasi dosis tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor.
Berikutnya, kemoterapi atau jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi lainnya, imunoterapi yakni jenis pengobatan kanker yang membantu sistem kekebalan tubuh pasien melawan kanker.
“Selain itu ada juga terapi berbasis target, di mana pengobatan kanker menargetkan perubahan sel kanker yang membantu mereka tumbuh, membelah, dan menyebar. Kemudian, terapi hormon atau pengobatan yang memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kanker payudara dan prostat yang menggunakan hormon untuk tumbuh,” terang Syifa.
Jenis pengobatan lainnya, kata Syifa, transplantasi sel punca, yaitu prosedur yang mengembalikan sel-sel punca pembentuk darah pada pasien kanker yang dihancurkan oleh dosis kemoterapi atau terapi radiasi dosis sangat tinggi.
“Kemudian terapi gen, pengobatan presisi dengan terapi gen membantu dokter memilih pengobatan yang paling mungkin untuk membantu pasien berdasarkan pemahaman genetik penyakit mereka,” imbuhnya.
Sejauh ini di Indonesia terapi untuk kanker, sebut Dokter Syifa, sangat komprehensif dan terpadu. Terapi sel punca juga mulai menjadi pertimbangan berdasarkan hasil riset, namun masih menjadi perdebatan dari berbagai segi baik etika maupun keilmuan.
“Terapi genetik masih menjadi wacana untuk di Indonesia namun bukan tidak mungkin juga menjadi pilihan di masa yang akan datang,” katanya.
Jenis pengobatan yang dipilih, adalah berdasarkan tingkat atau stadium kanker yang diidap pasien. Artinya, jenis pengobatan yang diberikan akan tergantung pada jenis kanker yang diderita dan stadiumnya.
“Pilihan pengobatan bisa tunggal tetapi kebanyakan pasien mendapat kombinasi pengobatan, seperti operasi dengan kemoterapi dan atau terapi radiasi,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang ini.
Ketika seorang pasien membutuhkan pengobatan kanker, kata dia, maka pasien perlu berdiskusi dengan dokter terkait pilihan terbaik dalam pengobatan.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan
"jenis" - Google Berita
February 05, 2020 at 09:00AM
https://ift.tt/2ubK0nU
Jenis-jenis Pengobatan Penyakit Kanker - Islam NU
"jenis" - Google Berita
https://ift.tt/2Mt5ZeO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jenis-jenis Pengobatan Penyakit Kanker - Islam NU"
Post a Comment