Search

8 Jenis Rumah Adat Sunda yang Jarang Diketahui, Ada yang Khusus untuk Pertanian | merdeka.com - merdeka.com

8 Jenis Rumah Adat Sunda yang Jarang Diketahui, Ada yang Khusus untuk Pertanian Rumah Adat Sunda. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Kebudayaan Sunda di Jawa Barat banyak menyimpan keunikan yang eksotis dan jarang terekspos. Kebudayaan Sunda juga dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi nilai sejarah yang diwujudkan melalui corak dari sebuah bangunan dengan simbolik tertentu, seperti halnya bentuk rumah adat.

Di Jawa Barat, atau lebih tepatnya kebudayaan Sunda, terdapat 8 jenis rumah adat yang memiliki nilai historis tinggi dan memiliki makna kehidupan yang melekat bagi masyarakat di sana. Tidak hanya itu, rumah-rumah adat ini juga memiliki peran dan fungsi masing-masing.

Berikut 8 jenis rumah adat Sunda yang jarang diketahui luas oleh masyarakat beserta fungsinya.

1 dari 8 halaman

Imah Saung Ranggon

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/

Saung ranggon adalah nama rumah adat Sunda yang terletak di Kampung Cikedokan, Cikarang, Bekasi Barat. Saung ranggon ini diperkirakan dibangun pada abad ke-16 oleh Pangeran Rangga, putra Pangeran Jayakarta yang datang kemudian menetap pada daerah tersebut. Saung ranggon ini berfungsi sebagai tempat menunggu padi atau tanaman palawija yang akan dipanen sehingga letaknya berada di tengah ladang.

Umumnya, saung ranggon dibuat dengan ketinggian sekitar 3 hingga 4 meter di atas permukaan tanah untuk melindungi diri dari hewan buas seperti harimau, babi hutan dan berbagai hewan buas lainnya.

Saung ranggon biasanya dibangun dengan luas 500 meter persegi yang menghadap ke selatan dan tangga pintu utama dengan 7 buah anak tangga. Sementara untuk bagian dalam merupakan ruang terbuka tanpa sekat pemisah di antara ruangan meski memang hanya berbentuk seperti sebuah kamar.

Rumah adat Jawa Barat ini juga memiliki dinding yang terbuat dari bilik atau bambu, rangka, tiang tiang terbuat dari kayu serta bagian bawah bangunan untuk menyimpan berbagai benda pusaka yang di bentuk seperti sumur dan sekelilingnya ditambah dengan pagar besi setinggi 1.20 meter.

Tujuan utama dari pembuatan bangunan ini adalah untuk tempat menyepi dan bersembunyi dari kejaran pihak Belanda yang kemudian fungsinya berubah menjadi tempat menyimpan berbagai benda pusaka dan sekarang ini bahkan dijadikan tempat ziarah bagi orang orang yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi kenyataan hidup.

2 dari 8 halaman

Imah Badak Heuay (Rumah Badak Menguap)

Inspirilo.com 2020 Merdeka.com

Yang Kedua adalah Rumah Adat Imah Badak Heuay atau jika diterjemahkan adalah Rumah Badak Menguap. Desain dari atap yang menganga membuat rumah tersebut dijuluki sebagai rumah adat yang mirip dengan seekor badak yang sedang menguap.

Jenis rumah adat ini banyak ditemui di wilayah Sukabumi, Jawa Barat dikatakan seperti Badak Menguap karena jika di perhatikan secara seksama dari sisi depan dan samping berbentuk seperti seekor Badak yang sedang menguap.

Secara filosofis dikatakan Badak Heuay atau Menguap karena menggambarkan sisi masyarakat sunda yang ramah, dan terbuka bagi setiap orang melalui desain dari kerangka dan dinding bangunan yang terbuat dari kayu dan bamboo dianalogikan sebagai sikap yang bersahaja dan mengayomi siapapun yang tinggal didalam rumah ini.

3 dari 8 halaman

Rumah Adat Kasepuhan

budayalokal.id

Rumah Adat berikutnya adalah Rumah Kasepuhan, Rumah tersebut biasa ditemukan di daerah Cirebon, Jawa Barat dan diadopsi dari bentuk desain Keraton Kasepuhan Cirebon. Mulanya desain tersebut dipopulerkan oleh Pangeran Cakrabuana yang memimpin Cirebon pada masa lalu saat ini desain tersebut sangat popular sebagai desain rumah khas Cirebon Jawa Barat.

Secara desain, Rumah Adat Kasepuhan ini memiliki 4 unsur yang selalu dipakai oleh bangunan jenis ini, yang pertama adalah Gerbang Utama atau biasa disebut Kreteg Pangrawit atau Jembatan penghantar untuk menyambut tamu dan berfungsi untuk menyambut tamu yang akan memasuki rumah Kasepuhan tersebut.

Unsur kedua adalah Pancaratna yang berbentuk bangunan 8x8 meter dengan atap yang disangga oleh empat tiang atau saka guru dan atapnya sendiri terbuat dari genteng tanah liat. Di sebelah bangunan Pancaratna, Anda bisa melihat Pangrawit.

Di halaman pertama, Anda akan melewati dua gapura yaitu Adi dan Benteng. Sedangkan halaman kedua dibatasi oleh dinding batu bata. Untuk masuk ke halaman kedua, Anda akan melewati pintu gerbang yang bernama Regol dan Lonceng.

4 dari 8 halaman

Imah Julang Ngapak

wikipedia 2020 Merdeka.com


Imah Julang Ngapak merupakan Rumah Adat khas Jawa Barat yang sudah sangat jarang ditemui, menurut Wikipedia Imah Julang Ngapak merupakan Rumah Adat tertua yang ada di Jawa Barat sehingga sudah tidak ada masyarakat yang menggunakan desain dari Rumah Adat ini.

Desain atap rumahnya yang persis seperti seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya melebar pada setiap sisi, dan pada bagian atasnya berbentuk huruf "V".

Secara keseluruhannya rumah adat ini menyerupai burung yang sedang mengepakkan sayap ditambah kedua kayu pipih yang disilangkan pada bagian depan dan belakang atap layaknya seperti sebuah gunting atau alat pemotong.

Rumah Adat tersebut juga memiliki nilai simbolik yang masih dijunjung tinggi oleh para sesepuh di Jawa Barat bahwa manusia hidup tidak di atas langit tetapi tidak juga di paling bawah bumi melainkan manusia hidup berada di tengah-tengah.

Oleh karena itu manusia bisa melihat segala hal secara netral atau sebagai penengah yang direalisasikan dalam bentuk rumah adat Sunda yang berbentuk panggung.

Sehingga Rumah Julang Ngapak menggabarkan bahwa pemilik rumah tersebut merupakan orang yang bisa menjadi seorang penengah ketika berada didalam suatu pernasalahan hidup.

Rumah Julang Ngapak juga biasa digunakan sebagai tempat ritual pertanian Seren Taun di tanah pasundan, yaitu ritual seserahan kepada Tuhan dari hasil pertanian tahun ini sehingga hasil tani mendapat berkah dan diberi kelancaran pada panen tahun depan.

5 dari 8 halaman

Imah Parahu Kemureb

Budayalokal.id

Rumah adat berikutnya adalah Imah Parahu kemureb yang memiliki arti sebagai Perahu Terbalik. Hal ini sesuai dengan bentuk atap dari rumah adat tersebut yang berbentuk segitiga memanjang.

Secara desain rumah ini memiliki empat bagian utama. Bentuk segitiga terbalik yang memenuhi dua sisi bagian rumah, yaitu di depan dan belakang. Sedangkan pada sisi kanan dan kiri berbentuk segitiga sama sisi.

Pada bagian atap, ada dua batang kayu yang menghubungkan satu sisi dengan sisi lainnya, sehingga tampak dari depan menyerupai segitiga. Kekurangan dari rumah adat Parahu Kemureb ada pada banyaknya sambungan di atapnya. Sehingga pada musim penghujan, rumah ini rawan terjadi bocor.

6 dari 8 halaman

Imah Togog Anjing

Budayalokal.id

Imah Togog Anjing ini bisa diartikan sebagai seekor anjing yang sedang duduk. Desainnya sendiri memilki suatu keunikan seperti yang terlihat pada bagian atap dari rumah ini yang memiliki 2 lapis.

Atap yang atas berbentuk segitiga, lalu atap bawahnya menyambung dari atap atas dan menjorok sedikit pada bagian depan. Bagian atap bawah yang menjorok ke depan digunakan sebagai peneduh bagian teras depan. Jenis dari atap rumah ini juga disebut dengan sorondoy.

Imah Togog Anjing ini bisa ditemui di daerah Kabupaten Garut Jawa Barat. Imah Togog Anjing juga memiliki keunikan yaitu terletak pada keseluruhan bagian dindingnya menggunakan anyaman bamboo dan konstruksinya sendiri bisa diaplikasikan pada desain rumah modern melalui gayanya yang minimalis.

7 dari 8 halaman

Imah Jolopong

https://perpustakaan.id

Imah Jolopong merupakan rumah adat khas Sunda yang paling banyak ditemui di daerah pedesaan. Jenis Rumah adat ini memiliki bentuk yang paling sederhana dibanding lainnya. Atapnya memiliki bentuk seperti pelana yang memanjang.

Dalam pembuatannya pun tidak membutuhkan material maupun pernak-pernik yang berlebihan karena tidak ada lekukan rumit pada rumah adat Jolopong.

Jolopong memiliki dua bidang atap, yang keduanya dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan memiliki panjang yang sama dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap.

Rumah adat Jolopong terdiri dari beberapa ruangan. Ruang depan disebut emper atau teras, kemudian tengah imah yaitu ruang tengah. Ada juga pangkeng yaitu kamar dan dapur yang sering disebut dengan nama pawon.

Di dalam rumah ini terdapat padaringan yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan beras. Selain itu mereka juga memiliki ruangan yang disebut dengan nama tepas. Ruangan ini digunakan untuk menerima tamu.

Uniknya dulu tepas dibiarkan kosong tanpa perabotan, kemudian jika ada tamu mereka akan menggelar tikar. Jenis rumah ini akan banyak kalian temui di daerah Garut tepatnya di Kampung Dukuh.

8 dari 8 halaman

Imah Capit Gunting

Wikipedia

Dalam bahasa sunda sendiri, capit mempunyai arti menjepit atau mencapit sesuatu. Sedangkan gunting adalah gunting, sebuah alat yang digunakan untuk memotong. Dari sisi desain rumah ini banyak menggunakan bamboo sebagai bahan utamanya dan atapnya menggunakan daun kering sebagai penahan hujan dan panas.

Desain atap dari rumah ini juga menyerupai gunting atau pisau yang sedang dalam posisi menyilang. Baik pada bagian ujung atap depan maupun belakang terdapat sebuah bambu. Posisi bambu tersebut membentuk huruf x .

Kebedaradaan rumah ini jarang dijumpai, sebab rumah adat ini merupakan rumah yang paling kuno. Untuk saat ini sabagian besar masyarakat jawa barat menggunakan desain rumah minimalis dan rumah adat lainnya. Namun beberapa tempat wisata terdapat desain rumah adat ini.

[nrd]

Let's block ads! (Why?)



"jenis" - Google Berita
March 01, 2020 at 05:31PM
https://ift.tt/32F28D8

8 Jenis Rumah Adat Sunda yang Jarang Diketahui, Ada yang Khusus untuk Pertanian | merdeka.com - merdeka.com
"jenis" - Google Berita
https://ift.tt/2Mt5ZeO

Bagikan Berita Ini

0 Response to "8 Jenis Rumah Adat Sunda yang Jarang Diketahui, Ada yang Khusus untuk Pertanian | merdeka.com - merdeka.com"

Post a Comment


Powered by Blogger.