Indonesia termasuk daerah yang paling rawan akan bencana alam, termasuk gempa bumi. Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Itulah mengapa alat pendeteksi gempa disebut seismograf.
Nah ada empat jenis gempa yang sangat sering terjadi di Indonesia, baik secara alami maupun secara buatan. Yuk, kenali empat jenis gempa ini.
1. Gempa tektonik
Jenis gempa yang satu ini sesuai dengan namanya. Apakah tektonik itu?
Jadi, kerak bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang tidak beraturan disebut lempeng tektonik. Gempa tektonik, sesuai namanya, terjadi karena besarnya energi seismik yang membuat pergerakan pada lempeng tektonik.
Terbendung untuk waktu yang lama, energi seismik tersebut menciptakan tekanan besar di antara lempeng tektonik. Tekanan tersebut menciptakan sesar/patahan (hanging wall/bidang atas dan foot wall/bidang bawah) yang membuat lempeng tektonik bergerak menjauh atau saling bertumbukan.
Sesar sendiri dibagi menjadi tiga golongan:
- Turun: Juga disebut sesar normal, hanging wall turun dikarenakan gaya gravitasi sehingga menarik kedua sisi ke arah berlawanan.
- Naik: Juga disebut sesar reverse, hanging wall naik sehingga membuat kedua sisi bertubrukan.
- Datar: hanging wall dan foot wall bergerak ke arah samping, tidak ke atas atau ke bawah.
https://www.youtube.com/embed/DFLLtVPzwGA
Gelombang energi dari aktivitas lempeng tektonik tersebutlah yang mengguncang permukaan bumi. Titik pusat gelombang di permukaan disebut episentrum. Dari episentrum, gelombang energi dari episentrum bergerak ke arah berlawanan sehingga menimbulkan guncangan yang disebut "gempa bumi".
Tidak jarang jika gempa bumi tektonik terjadi di dasar laut, maka akan menghasilkan tsunami. Saking dahsyatnya, gempa tektonik bisa meratakan satu kota. Gempa bumi tektonik terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah geologi terjadi pada 1960 di kota Valdivia di Cile sebesar 9.5 Skala Richter.
2. Gempa vulkanik
Jika gempa tektonik disebabkan oleh aktivitas lempeng tektonik, maka gempa satu ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Berbeda dengan gempa tektonik yang relatif dahsyat, gempa vulkanik tergolong "ringan" dan berdampak hanya di sekitar gunung berapi.
Bayangkan saja, gempa vulkanik terbesar dalam sejarah tercatat pada 1981 di Gunung Berapi St. Helens. Seberapa besar? Hanya sebesar 5.5 Skala Richter.
"Kecil, kan?"
Akan tetapi hasilnya tidak kecil. Berikut video rekaman terjadinya letusan gunung berapi St. Helens.
https://www.youtube.com/embed/AYla6q3is6w
Terdapat dua jenis gempa vulkanik:
- Tektonik-vulkanik
- Vulkanik jangka panjang
Gempa tektonik-vulkanik, sesuai namanya, disebabkan oleh letusan magma. Magma yang ingin keluar dari gunung berapi memberikan tekanan pada lempeng tektonik hingga mengalami retakan. Retakan inilah yang menggetarkan permukaan bumi.
Sedangkan gempa vulkanik jangka panjang disebabkan oleh perubahan tekanan di lapisan bumi oleh aktivitas vulkanik. Dapat terukur oleh seismograf, tipe gempa vulkanik satu ini menjadi tolok ukur jika gunung berapi akan meletus di kemudian hari, sehingga masyarakat dapat dievakuasi.
Baca Juga: Cari Tahu Gempa Hari Ini dengan 7 Aplikasi Pelacak Bencana Terbaik!
3. Gempa runtuhan
Jika dua jenis gempa bumi sebelumnya terjadi oleh aktivitas alam, kedua gempa berikut ini terjadi oleh karena ulah manusia yang sering kali "menguji kesabaran" alam.
Jenis pertama adalah gempa runtuhan. Gempa ini jarang terdengar dewasa ini karena gempa runtuhan sering kali terjadi di gua atau pertambangan. Selain gua dan pertambangan, lereng pantai yang curam juga rentan.
Seperti namanya, gempa runtuhan terjadi karena gelombang seismik besar yang selain meruntuhkan, juga mengakibatkan getaran yang cukup besar.
Biasanya, gempa runtuhan terjadi saat menambang, apalagi saat meledakkan bebatuan untuk membuka ladang tambang. Ledakan tersebut menyebabkan gelombang seismik.
Bahaya gempa ini terletak pada reruntuhan yang disebabkannya.
4. Gempa ledakan
Jenis gempa bumi buatan terakhir adalah gempa ledakan.
Gempa satu ini terjadi dikarenakan ledakan yang besar. Biasanya, gempa ledakan terjadi saat menguji senjata nuklir. Bom nuklir menyebabkan ledakan yang dahsyat. Besarnya ledakan tersebut melepaskan energi yang besar.
Energi yang besar itulah yang mengguncang permukaan bumi.
Itulah empat jenis gempa bumi yang sering melanda Bumi, terlebih negara-negara yang terletak di titik pertemuan lempeng Bumi atau di antara cincin api Pasifik. Gempa alam tidak bisa dicegah karena itu merupakan kuasa alam, sedangkan gempa buatan bisa dicegah dengan cara lebih perhatian terhadap alam.
Baca Juga: Mengapa Gempa Sering Terjadi di Indonesia? Ini 7 Penjelasan Ilmiahnya
"jenis" - Google Berita
March 14, 2020 at 01:30PM
https://ift.tt/2U173dQ
4 Jenis Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi, Kenali Perbedaannya - IDN Times Bali
"jenis" - Google Berita
https://ift.tt/2Mt5ZeO
Bagikan Berita Ini
0 Response to "4 Jenis Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi, Kenali Perbedaannya - IDN Times Bali"
Post a Comment